Pages

Friday, May 6, 2011

The next Cerpen..

Cerpen ini berjudul De Javu... Hehehe.. Segera dibuat gara-gara ternyata temen-temen udah pada buat.. (huuu... rajin rajin bangeeet..).. Oke.. ini awalnya...

 
De Javu


oleh : Nurul Mardhiah

DOOR!
Bunyi pistol yang ditekan pelatuknya, agak jauh tapi bukan berarti aku aman. Aku berlari sekuat tenagaku dalam kegelapan itu. Gelap sekali, berlari di hutan pada malam hari memang bukan ide yang bagus. Tapi itu adalah satu-satunya jalan yang ku punya bila tetap ingin hidup. Kugunakan tanganku untuk meraba-raba dengan sekitar, seperti orang buta, tapi aku tak mau menabrak pohon dan memperlambat lariku.
DOOR!
Bunyi tembakan lagi tapi membuatku semakin panik. Suaranya lebih keras dari yang sebelumnya, semakin dekat. Aku mempercepat lariku, tetapi itu membuat tanganku tak meraba-raba pohon disekitar dengan benar. Nafasku mulai terputus-putus, lelah sekali. Aku pun berhenti di salah satu pohon, beristirahat sejenak, lalu berbalik untuk bersandar pada pohon itu. Saat aku mencoba untuk memulai lariku lagi, tiba-tiba..
DOOR!
Tubuhku tersentak. Aku terbangun. Kuusap butir-butir keringat yang mengucur di dahi hingga pelipisku. Mimpi buruk. Ini sungguh tak menyenangkan untuk permulaan hari. Aku bergegas mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah
“Tami, cepetan dong! Sebentar lagi kamu masuk loh, nanti terlambat!!” teriak mama dengan keras. Aku kesal.
“Iya, Ma! Bentar!!”
Pagi-pagi begini sudah dimarahi mama, menyebalkan. Aku turun ke ruang makan dengan tergesa-gesa. Kuambil selembar roti dan bekal makan siangku.
“Sarapanmu hanya itu?! Mau pingsan ya?! Ayo makan nasi!”
“Aku kan telat, ma! Tami berangkat ya!!”
Segera kabur dari mama memang pilihan terbaik. Aku tak mau pagi ini semakin menyebalkan hanya karena omelan mama. Lariku lumayan cepat, lumayan untuk standar atlit lari nasional, jadi kabur adalah hal mudah bagiku.

0 comments:

Post a Comment